Jumat, September 05, 2008

Menggambar Model Gua Menggunakan AutoCAD, COMPASS, dan Adobe Photoshop

Pendahuluan

Pelaksana proyek pengangkatan air tanah dari gua Bribin, dari Univestitas Karlsruhe -Jerman, ketika melihat sebuah model cutaway diagram dalam buku Stasion Nol tulisan Erlangga, E.L dari ASC, meminta untuk dibuatkan peta serupa untuk Gua Bribin. Untuk itu ASC melakukan survai tambahan terhadap bagian lorong yang belum dipetakan oleh tim Jerman, agar dapat membuat gambar secara utuh terhadap Gua Bribin. Data hasil survai diproses menggunakan software Compass untuk menghasilkan peta yang memiliki lengan survai, jarak dinding kiri dan kanan, serta tinggi atap. Menggunakan software ini, dapat dihasilkan sebuah peta yang berformat .dxf yang dapat dibaca oleh AutoCAD. Sehingga dapat digabungkan dengan peta yang diproduksi oleh tim Jerman yang juga dibuat mengunakan AutoCAD. Setelah peta digabungkan menjadi sebuah peta yang utuh, menggunakan Auto CAD dipilihlah sudut pandang yang baik, yang mampu memperlihatkan bagian lorong gua secara menyeluruh dan memberi gambaran situasi dan kondisi gua secara baik bagi orang yang belum pernah mengunjungi gua tersebut. Kemudian gambaran realistik situasi lorong yaitu profil dinding, atap, air, batuan, dan situali lain yang menunjukkan tinggi, rendah, belokan dan lain-lain, digambar artistik secara freehand menggunakan software Adobe Photoshop.

Tahapan

Peta yang pertama diperoleh ASC dari Pihak Jerman berupa file dalam format .DWG yang disurvai menggunakan peralatan TOTAL STATION dan dibuat menggunakan AutoCAD. Dua gambar berikut ini adalah peta tersebut.

Peta Gua Bribin dari Tim Jerman

Peta setelah layer atap dan dinding dimatikan

Peta tiga dimensi ini sudah membentuk lorong gua. Mulai bagian lantai, dinding, hingga atap sudah mewakili bentuk yang sebenarnya. Karena lorong gua disurvai menggunakan peralatan yang canggih dan diproses menggunakan program yang dibuat secara khusus dibuat untuk mengolah data lapangan langsung menjadi sebuah gua digital. Setiap titik pada gambar tersebut merupakan titik yang diambil data koordinat di lapangan.

Namun peta diatas masih belum komplet, karena ada beberapa bagian lorong yang tidak dipetakan oleh tim Jerman tersebut. Yaitu bagian yang dimulai dari bagian yang ditandai lingkaran kuning dan biru. ASC melakukan survai tambahan dari titik lorong tersebut menggunakan peralatan magnetik, kompas dan clino.

Di bagian yang dilingkari kuning, adalah bendungan lama yang terletak pada sebuah pertigaan. Satu lorong dari mulut gua (entrance), dan satu lagi adalah ke arah hulu (upstream) yang merupakan asal air sungai bawah tanah Bribin, dan satu bagian lorong lagi adalah sungai bawah tanah yang sudah dipetakan tim Jerman.

Bagian lain yang dilakukan survai adalah dari bendungan baru (lingkaran biru) ke arah hilir, kearah sebuah outlet sump, tempat air menghilang, yang bermuara di Pantai Baron.

Dari hasil survai yang dilakukan ASC, diperoleh data tambahan. Pengolahan dan penggambaran menggunakan software Compass. Hasilnya adalah peta gua, yang berupa garis-garis dari lengan survai ke dinding kiri, kanan, atap, dan lantai. Peta tersebut dapat dieksport ke file DXF yang bisa dibaca AutoCAD. Peta hasil survai ASC akan digabungkan dengan peta buatan tim Jerman yang sudah ada.

Peta berupa garis survai dan garis dinding,
bagian lorong dari bendungan lama ke arah upstream.

Setelah disambung menjadi seperti dibawah ini.


Peta tampak atas, sambungan lorong dari bendungan lama (dilingkari kuning) ke arah hulu

Disamping itu dilakukan pula pemetaan terhadap bagian lorong lain. Dari entrance ke pertigaan di bendungan lama.

Peta perspektif, sambungan lorong dari entrance ke bendungan lama (dilingkari kuning).

Pada pandangan perspektif ini terlihat garis dari center line ke dinding, ke atap, dan ke lantai

Dari bendungan baru dan lobang lift ke outlet sump ke arah hilir.

Peta perspektif, sambungan lorong dari bendungan baru (dilingkari biru) ke arah hilir (downstream)

Sehingga menjadi lengkap seperti dibawah ini.

Gua diatas sudah memiliki garis ke dinding dan ke atap.

Kemudian dipilih sudut pandang yang baik.

Setelah itu baru file DWG ini diekspor ke file yang bisa dibaca oleh Adobe Photoshop untuk digambar artistic secara free hand menggunakan Photoshop.

Model yang sudah digambari air, dinding, batuan, dan kelengkapan ornamen


Penggambaran Detail Pada Model


Detail Model Di Pertigaan Sekitar Bendungan Lama

Gambar Model Lorong Lengkap Dengan Situasi, Boulder, dan Air

Model yang dilengkapi topografi permukaan

Model Gua Yang Dilengkapi Block Potongan

Model lengkap dengan keterangan gambar

Jadi deh!!

Gambar secara utuh tidak lagi menampakkan gambaran detail tiap lorong, karena terlalu kecil. Namun jika gambar tersebut diperbesar (zoom in) maka detail tersebut akan terlihat lagi.

Tapi jangan mengira bahwa tahapan pekerjaan ini diselesaikan dalam waktu singkat. Tapi paling tidak, dencan cara ini jauh lebih cepat jika menggunakan cara yang manual, dan lebih akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trimakasih sudah mau Komentar