Jumat, Januari 01, 2016

Kita dan Sampah


 


Halo mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekololah Vokasi UGM. Bagaimana hari kalian? Semoga saja baik. Beberapa minggu yang lalu, kampus kita (melalui mata kuliah kewirausahaan) mengadakan kegiatan expo yang menjadi agenda tahunan di kampus kita, dimana pada kegiatan tersebut para mahasiswa diharapkan mampu menerapkan strategi pemasaran dan juga melakukan Direct Selling untuk mengasah kemampuan berwirausaha. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat terutama untuk para mahasiswa/i mengingat hal bersifat teori saja tidaklah cukup dan kita patut pula memberikan apresiasi kepada kampus yang dengan segala keterbatasannya tetap mengusahakan berlangsungnya kegiatan ini seperti semester-semester yang telah lewat.
Hanya saja bukan hal tersebut yang ingin saya bahas disini, tetapi output yang dihasilkan pasca kegiatan tersebut. Ouput yang saya maksud bukanlah mahasiswanya, karena saya yakin mahasiswa yang berhasil masuk ke kampus DEB SV ini merupakan orang-orang terpilih yang memang layak untuk berkuliah disini. Terus, apa output yang dimaksud? Output yang saya maksudkan disini adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan expo tersebut! dimana ditemukan banyak sampah yang berserakan dihalaman kampus yang notabene merupakan venue dari penyelenggaran expo tersebut, dan hal ini pun tidak hanya terjadi saat kegiatan expo saja. Sangat sering kita melihat sampah yang berserakan di halaman kampus pasca kegiatan seperti ospek, dan kegiatan lainnya. Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan mengingat yang menjadi penyelenggara dan peserta acara tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah dosen dan mahasiswa dari kampus DEB SV UGM.
Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989).
Para civitas akademika harusnya paham tentang pengelolaaan sampah dan juga resikonya apabila hal tersebut tidak dikelola dengan baik, bahkan negara pun sudah membuat aturan untuk menanggulangi masalah tersebut. Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah jelas telah menjelaskan larangan-larangan tentang sampah dan juga pengelolaannya, salah satu pasal yang menarik adalah pasal 12(I) pada bagian kewajiban yang menjelaskan “Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan”, hal tersebut cukup menjelaskan kewajiban kita untuk membantu negara dan juga lingkungan sekitar kita untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Terlepas dari hal diatas, bukankah lebih baik untuk menciptakan lingkungan yang terbaik untuk kita daripada harus menunggu dan mengharapkan orang lain untuk melakukannya.
Namun sangat-sangat disayangkan ketika mahasiswa di kampus DEB SV terlihat tidak peduli dengan masalah sampah ini, walaupun saya tahu tidak semuanya seperti itu. Hal ini mungkin pantas jika disebut ironi, ketika banyak dari kita yang memiliki kemampuan cukup baik di bidang akademik justru seperti telanjang sikapnya. Sangat disesalkan pula ketika tumpukan sampah yang dapat langsung dibersihkan hanya dibiarkan menumpuk tanpa ada tindakan lebih lanjut. Padahal ketika dicoba, ternyata untuk membersihkan tumpukan sampah tersebut hanya memerlukan waktu lebih kurang 30 menit dan cukup dengan 7 orang saja. Padahal kita ketahui bersama bahwa peserta yang berpartisipasi di expo tersebut berkali lipat lebih banyak dari itu.
Tapi yang terpenting adalah, bagaimana kegiatan-kegiatan serupa tidak hanya berjalan baik ketika sedang berlangsung, tapi juga sesudahnya, akan lebih baik ketika halaman kampus yang digunakan untuk pelaksanaan expo dan kegiatan lainnya tetap dijaga kebersihannya, bersih saat memulai dan bersih pula saat selesai. Hal ini tentu saja bukan cuma berlaku untuk halaman kampus, tapi juga seluruh lingkungan kampus DEB SV.
Sebagai mahasiswa kita bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan kampus kita bukan?

-IRG-