Kamis, September 25, 2008

Sejarah, Pengertian dan Definisi Konservasi

Pada awalnya, upaya konservasi di dunia ini telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Naluri manusia untuk mempertahankan hidup dan berinteraksi dengan alam dilakukan antara lain dengan cara berburu, yang merupakan suatu kegiatan baik sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, ataupun sebagai suatu hobi/hiburan.

Di Asia Timur, konservasi sumberdaya alam hayati (KSDAH) dimulai saat Raja Asoka (252 SM) memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumberdaya alam milik kerajaan.

Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk konservasi sumberdaya alam hayati pada masa tersebut dimana Raja Asoka melakukan konservasi untuk kegiatan pengawetan, sedangkan Raja William I melakukan pengelolaan sumberdaya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat. Namun dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa bahkan sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan). Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana.

Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.

Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :

  1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
  2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
  3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
  4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).

Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Adapun prinsip dasar KSDAH dapat digambarkan melalui diagram berikut ini :

KSDAH ataupun konservasi biologi pada dasarnya merupakan bagian dari ilmu dasar dan ilmu terapan yang berasaskan pada pelestarian kemampuan dan pemanfaatannya secara serasi dan seimbang. Adapun tujuan dari KSDAH adalah untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dilakukan strategi dan juga pelaksananya. Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :

1 Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)

a.Penetapan wilayah PSPK.

b.Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.

c.Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.

d.Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.

e.Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.

2.Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya

a. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya

b. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi).

3.Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.

b. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya).

Kawasan pelestarian alam ataupun kawasan dilindungi ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan berbagai macam kriteria sesuai dengan kepentingannya. Hampir di setiap negara mempunyai kriteria/kategori sendiri untuk penetapan kawasan dilindungi, dimana masing-masing negara mempunyai tujuan yang berbeda dan perlakuan yang mungkin berbeda pula.

Namun di level internasional seperti misalnya Commission on National Park and Protected Areas (CNPPA) yaitu komisi untuk taman nasional dan kawasan dilindungi yang berada di bawah IUCN memiliki tanggung jawab khusus dalam pengelolaan kawasan yang dilindungi secara umum di dunia, baik untuk kawasan daratan maupun perairan.

Sedikitnya, sebanyak 124 negara di dunia telah menetapkan setidaknya satu kawasan koservasinya sebagai taman nasional (bentuk kawasan dilindungi yang populer dan dikenal luas). Walaupun tentu saja di antara masing-masing negara, tingkat perlindungan yang legal dan tujuan pengelolaannya beragam, demikian juga dasar penetapannya.

Apabila suatu negara tidak memiliki kawasan dilindungi yang khusus karena sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan, maka mereka dapat mengelola kawasan alternatif seperti hutan produksi yang dialihkan sebagai kawasan dilindungi sehingga penurunan/pengurangan plasma nutfah dapat ditekan.

Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan harus dirancang agar pemanfaatan agar seimbang, tidak lebih mementingkan salah satu fungsi dengan meninggalkan fungsi lainnya. Adapaun kategori penetapan kawasan dilindungi yang tepat harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

a. Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciri-ciri biologi dan ciri lain serta tujuan pengelolaan.

b. Kadar perlakuan pengelolaan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pelestarian.

c. Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies yang terdapat di dalamnya.

d. Kadar pemanfaatan kawasan yang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan tersebut.

e. Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan pengelolaan.

Sedangkan secara umum, ciri-ciri suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan dilindungi adalah :

1. Karakteristik/keunikan ekosistem, misalnya ekosistem hutan hujan dataran rendah, fauna endemik, ekosistem pegunungan tropika, dan lain-lain.

2. Spesies khusus yang diminati, mencakup nilai/potensi, kelangkaan atau terancam, misalnya menyangkut habitat jenis satwa seperti badak, harimau, beruang, dan lain-lain.

3. Tempat yang memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.

4. Lanskap/ciri geofisik yang bernilai estetik, dan penting untuk ilmu pengetahuan misalnya glasier, mata air panas, kawah gunung berapi dan lain-lain.

5. Tempat yang berfungsi sebagai perlindungan hidrologi, tanah, air dan iklim mikro.

6. Tempat yang potensial untuk pengembangan rekreasi alam dan wisata, misalnya danau, pantai, pegunungan, satwa liar yang menarik, dan lain-lain.

7. Tempat peninggalan budaya, misalnya candi, galian purbakala, situs, dan lain-lain.

Secara umum, tujuan utama dari pengelolaan kawasan dilindungi adalah :

1. Penelitian ilmiah.

2. Perlindungan daerah liar/rimba.

3. Pelestarian keanekaragaman spesies dan genetic.

4. Pemeliharaan jasa-jasa lingkungan.

5. Perlindungan fenomena-fenomena alam dan budaya yang khusus.

6. Rekreasi dan wisata alam.

7. Pendidikan (lingkungan).

8. Penggunaan lestari dari sumberdaya alam yang berasal dari ekosistem alami.

9. Pemeliharaan karakteristik budaya dan tradisi.

Berdasarkan tujuan manajemen tersebut, maka kawasan dilindungi dikelola dalam berbagai kategori pengelolaan kawasn dilindungi yang ditetapkan IUCN (1994) sebagai berikut :

1. a. Cagar alam mutlak (strict nature protection)

b. Daerah liar/rimba (wilderness area)

2. Konservasi ekosistem dan rekreasi, misalnya taman nasional.

3. Konservasi fenomena alam, misalnya monumen alam.

4. Konservasi melalui kegiatan manajemen aktif misalnya kawasan pengelolaan habitat.

5. Konservasi bentang alam, laut dan rekreasi.

6. Pemanfaatan lestari ekosistem alam.

Adapun kriteria umum bagi berbagai kawasan yang dilindungi adalah :

1. Taman Nasional, yaitu kawasan luas yang relatif tidak terganggu yang mempunyai nilai alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian yang tinggi, potensi rekreasi besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan terdapat manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut.

2. Cagar alam, umumnya kecil, dengan habitat rapuh yang tidak terganggu oleh kepentingan pelestarian yang tinggi, memiliki keunikan alam, habitat spesies langka tertentu, dan lain-lain. Kawasan ini memerlukan perlindungan mutlak.

3. Suaka margasatwa, umumnya kawasan berukuran sedang atau luas dengan habitat stabil yang relatif utuh serta memiliki kepentingan pelestarian mulai sedang hingga tinggi.

4. Taman wisata, kawasan alam atau lanskap yang kecil atau tempat yang menarik dan mudah dicapai pengunjung, dimana nilai pelestarian rendah atau tidak akan terganggu oleh kegiatan pengunjung dan pengelolaan yang berorientasi rekreasi.

5. Taman buru, habitat alam atau semi alami berukuran sedang hingga besar, yang memiliki potensi satwa yang boleh diburu yaitu jenis satwa besar (babi hutan, rusa, sapi liar, ikan, dan lain-lain) yang populasinya cukup besar, dimana terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas buru yang memadai, dan lokasinya mudah dijangkau oleh pemburu. Cagar semacam ini harus memiliki kepentingan dan nilai pelestarian yang rendah yang tidak akan terancam oleh kegiatan perburuan atau pemancingan.

6. Hutan lindung, kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang hingga besar, pada lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah yang mudah terbasuh hujan, dimana penutup tanah berupa hutan adalah mutlak perlu untuk melindungi kawasan tangkapan air, mencegah longsor dan erosi. Prioritas pelestarian tidak begitu tinggi untuk dapat diberi status cagar.

Taman Nasional


Di Indonesia, Taman Nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pndidikan, menujang budidaya, pariwisata dan rekreasi (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya).

Pembagian zonasi yang dimaksud meliputi zona inti, zona rimba dan zona pemanfaatan intensif. Zona inti adalah zona yang paling peka dimana diperlukan perlindungan secara ketat. Pada dasarnya semua kegiatan dilarang dilakukan di dalam zona inti, kecuali penelitian, upaya penangkaran atau suatu bentuk program pendidikan konservasi yang telah diijinkan.

Zona rimba mempunyai tujuan utama sebagai tempat untuk pelestarian, tetapi tidak seketat pada zona inti. Kegiatan ringan seperti mendaki, wisata alam terbatas, rehabilitasi dan pembangunan sarana (jalan setapak, papan petunjuk, shelter, dan lain-lain) secara terbatas dapat dimungkinkan.

Zona pemanfaatan intensif adalah zona yang diperuntukkan bagi kepentingan terutama wisata alam, pendidikan lingkungan, penelitian, dan lain-lain. Di dalam zona ini dimungkinkan pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan dimaksud dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

Pada masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, istilah Taman Nasional tidak terdapat dalam perundang-undangan. Akan tetapi terdapat dua jenis kawasan pelestarian alam dalam perundang-undangan Pemerintahan Belanda, yaitu Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Saat Indonesia memerdekakan diri, telah terbentuk 99 Cagar Alam dan 14 Suaka Margasatwa yang luas wilayahnya secara keseluruhan mencakup hampir 20.000 Km2.

Pada tahun 1982, bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi Taman Nasional Sedunia di Bali. Pemerintah Indonesia mengumumkan lima (5) Taman Nasional pertama di Indonesia walaupun istilah kawasan taman nasional belum terdapat dalam perundang-undangan Indonesia.

Saat ini (tahun 2001) jumlah taman nasional di Indonesia telah berkembang menjadi 40 buah. Apabila dilihat dari kecenderungan pengelolaan kawasan konservasi, terlihat bahwa pengelolaan cenderung mengarah kepada sistem pengelolaan taman nasional. Sebenarnya, tidak terdapat perbedaan yang banyak antara pengelolaan taman nasional dengan kawasan konservasi lainnya seperti suaka margasatwa, cagar alam, taman wisata alam, dan lainnya, kecuali bahwa pada pengelolaan taman nasional, unsur pemanfaatannya dilakukan secara berimbang dengan unsur perlindungan dan unsur pengawetannya.

http://tumoutou.net/3_sem1_012/widada.htm

Rabu, September 24, 2008

Lowongan Dephut...

Nha ini tadi browsing di webnya DepHut malah ada lowongan, ada akuntansi D3 dan S1 juga kok, lagian agak nyambung sama hobby blusukan alas tho??

klik disini saja...

atau disini

KAMUS ISTILAH KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelang-sungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup

Pembangunan Berkelanjutan yang Berwa-wasan Lingkungan Hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuk menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian untuk memelihara kelang-sungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendu-kung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pelestarian Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.

Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya.

Sumber Daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya buatan.

Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup,

Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan ling-kungan hidup tidak bisa berfungsi lkagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan,

Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Sumber: UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kreativitas dan Makna Hidup

Pertanyaan “apakah makna hidup”[1] merupakan pertanyaan filosofis yang bisa jadi mengarahkan seseorang untuk lebih kreatif atau tidak sama sekali. Seseorang terdorong untuk kreatif pada sesuatu jika sesuatu ada maknanya. Atau seseorang kreatif jika ada suatu goal yang hendak ia tuju dan capai. Tom Morris menasihati kita: kita perlu memahami makna hidup sehingga kita bisa mendasarkan dan mengarahkan semua tindakan kita pada pemahaman itu. Hidup ibarat biji, yang jika semaikan akan tumbuh dan berkembang. Peribahasa Jerman menggambarkan hal ini: “Tuhan memberi kita biji-bijian. Akan tetapi, Ia tidak merekahkannya”. Yang merekahkan adalah kita. Singkatnya, jika kita tidak mengetahui makna dari apapun yang kita kerjakan, kadang-kadang sulit bagi kita untuk merencanakan apa yang akan kita lakukan dalam hidup kita.

Pertanyaan “apakah makna hidup” adalah pertanyaan yang sangat mendasar, filofosis dan memiliki konsekuensi logis. Jika hidup tak bermakna, maka pertanyaan selanjutnya: untuk apa hidup, untuk apa bekerja, untuk apa melakukan kegiatan, untuk apa berbisnis, dst.

Apakah Makna Hidup: Pertanyaan Mendasar

Kata Tom Morris, sebenarnya, ketika kita bertanya apakah makna hidup, kita mengandaikan bahwa hidup memang bermakna dan kita mengidentifikasinya. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah: apakah hidup memang bermakna? Ini pertanyaan mendasar juga selain pertanyaan “apakah makna hidup”. Makna hidup bagi Albert Camus adalah pertanyaan paling urgen. Urgen barangkali karena pertanyaan ini bisa mengarahkan orang menjadi ateis, bunuh diri atau malah semakin beriman, semakin religius. Tom Morris mengemukakan tiga pandangan berbeda berkaitan dengan “apakah makna hidup”.

a. Pandangan nihilisme

Menurut mereka hidup itu tidak bermakna. Terima sajalah hal itu. Nihilisme bermuara pada keyakinan bahwa segala sesuatu absurd dan tak bermakna. Seorang filsuf Inggris, yang menurut Tom Morris, masuk dalam lingkaran nihilisme, yakni Bertrand Russell (pernah mendengungkan bahwa manusia adalah hasil dari sebab-sebab yang tidak jelas tujuan akhirnya. Pernyataan Russell ini sangat suram, kata Tom Morris. Pernyataan lengkap Russell yang dianggap suram itu oleh Morris sbb:

“Manusia adalah hasil dari sebab-sebab yang tidak jelas tujuan akhirnya. Asal-usul, pertumbuhan, harapan dan ketakutan, cinta dan keyakinannya hanyalah hasil dari pergerakan atom-atom yang terjadi secara kebetulan. Tidak ada api, heroisme, ataupun kepekatan pikiran dan perasaan yang bisa mengekalkan kehidupan seseorang setelah kematian. Semua karya sepanjang segala zaman, semua pengabdian, ilham, dan kecerdasan manusia ditakdirkan untuk punah setelah kematian tata surya, juga seluruh kuil keberhasilan manusia secara pasti akan terkubur di bawah puing-puing alam semesta. Semuanya itu, jika masih diperdebatkan, nyaris niscaya sehingga filsafat yang menyangkalnya pun tidak akan sanggup bertahan. Selanjutnya, hanya dalam kerangka kebenaran ini, hanya dengan landasan keputus-asaan yang mantap, bangunan jiwa manusia bisa didirikan secara aman.”

Pernyataan Russell di atas, bagi Tom Morris, salah. Sebab, hidup itu tidak suram, tidak seperi yang digambarkan Russell. Dalam sains modern pun tidak ada metode apapun yang mampu menemukan bahwa segala sesuatu tidak bermakna. Bahkan tidak ada bukti yang memberi keyakinan filosofis dan ekstrem bahwa pada akhirnya segala seuatu tidak berarti.

b. Pandangan kaum relativisme

Menurut kaum relativisme, hidup itu bermakna jika Anda sendiri memberinya makna. Dengan kata lain, maknailah hidup dengan menstrukturkan hidup di sekitar hal-hal yang bernilai dan memberi kesenangan bagi Anda sehingga Anda akan membuat pikiran dan tindakan Anda bertujuan. Tom Morris mengutip pernyataan Erich Fromm, seorang psiko-analisis, “Tidak ada makna dalam hidup kecuali makna yang diberikan manusia kepada kehidupannya dengan mengeluarkan semua kekuatannya dan hidup produktif. Singkatnya, kreativitas berarti tindakan yang berusaha memaknai kehidupan.

Penilaian Morris terhadap jawaban kaum relativisme ini justru tidak menjawab pertanyaan apakah eksistensi manusia memiliki makna dan seluruh kehidupan di dalam semesta ini memang bermakna. Jawaban kaum relativisme di atas hanyalah terkait dengan individual manusia. Tapi jawaban kaum relativis ini ada sisi positifnya terutama dalam dunia bisnis. Sebab, jawaban relativis tadi terkait dengan bagaimana “mengambil sikap”. Makna segala sesuatu bukan terletak pada segala sesuatu itu sendiri, melainkan pada sikap kita terhadap mereka, kata Antoine de Saint Exupéry. Dalam arti, makna bersifat relatif terhadap yang kita pikirkan dan lakukan. Yang dilakukan dalam dunia bisnis, kata Morris adalah menstrukturkan (membuat arah frame work) pemikiran dan tindakan pada apa yang kita anggap bernilai dan sukai. Struktur penting demi mengejar sasaran dalam struktur tersebut. Caranya adalah mengatur semua yang kita pikirkan dan lakukan menuju arah yang pasti untuk mendapatkan keberhasilan. Dan, ini yang dimaksud dengan penciptaan makna. Di dalam bisnis, seperti halnya dalam cinta, kita memberikan makna kepada hidup dengan mengarahkannya.

Masalah bagi Penganut Relativisme

Menurut Tom Morris ada dua masalah besar yang berpotensi merusak dalam pandangan relativisme.

Masalah pertama, terkait dengan pernyataan “Jika Anda menginginkan makna dalam hidup Anda, carilah sesuatu yang bisa Anda lakukan dengan senang hati, lakukanlah itu sebaik-baiknya dan Anda akan memiliki hidup yang bermakna”. Nah, pernyataan ini, kata Morris justru tidak ada lagi yang bisa dikatakan tentang makna hidup. Sebab, jika ada orang yang berkata: bagaimana kalau saya suka menyiksa orang lain dan saya menikmatinya dan jika saya melakukan dengan sebaik-baiknya apakah hidup saya bermakna? Tom Morris menganjurkan agar pernyataan kaum relativis tadi harus ditinggalkan karena berbahaya.

Masalah kedua, terkait dengan pendekatan atau tesis dasar relativisme, yakni “makna itu tidak pernah bersifat intrinsik. Ia selalu berasal dari sesuatu yang lain”. Manusialah pelaku cerdas yang memberi makna. Pendekatan dasar relativisme ini dikoreksi oleh Tom Morris. Menurutnya, ada titik-titik di mana kita tidak mampu memberi makna pada sesuatu yang tidak mampu kita kendalikan. Contoh, tidak mungkin kita dengan semena-mena mengubah makna bahasa Perancis. Atau orang lain, misalnya, tak mugkin menentukan makna hidup saya itu apa. Saya, misalnya, tidak bisa memastikan bahwa sejak hari ini hidup Anda memiliki makna. Dengan kata lain, Morris mengakui bahwa sebenarnya kita tidak selamanya mampu memberikan makna secara lengkap dan menyeluruh pada hidup kita. Memang, pandangan kaum relativisme ini sangat penting, terutama untuk menolak pandangan nihilisme.

c. Pandangan kaum absolutisme

Mereka mengatakan bahwa apapun yang kita lakukan, secara objektif dan absolut, memiliki makna tertentu bagi hidup. Makna tersebut menjadi landasan dan bahkan memandu pikiran dan tindakan kita. Jadi, absolutisme terhindar dari masalah “ketakmenentuan” seperti pandangan relativisme. Absolutisme paling sering didukung oleh kaum religius yang meyakini Tuhan yang Mahakuasa.

Ada satu kutipan menarik dari Peter de Vries: “Jika Anda ingin mengetahui pendapat akhir saya tentang misteri kehidupan dan semua yang terkait dengannya, saya dapat memberi jawaban ringkas. Alam semesta itu seperti sebuah lemari besi yang sebuah kunci kombinasi untuk membukanya. Akan tetapi, kunci itu tersimpan di dalam lemari besi tersebut”.

JAWABAN MUTLAK

Ø Saya tidak pernah mendengar seorang pun di tempat umum yang mengatakan dengan jelas dan lugas ; “ Makna hidup adalah…”, dan mengisi titik-titik itu, kata Tom Morris.

Ø Tidak ada orang yang mampu memberi jawaban pasti atas pertanyaan; “apa makna hidup itu?” Tidak ada seorang filosof yang bahkan sekedar mendekati jawaban atas pertanyaan tersebut.

Ø Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang sangat mendasar sehingga kita harus sampai juga pada jawaban yang mendasar dan sebagian besar para filsuf tersesat untuk sampai pada jawaban tersebut. “Dalam upaya mencari jawaban atas pertanyaan tentang hidup, saya seperti seorang yang tersesat di hutan”, demikianlah ungkapan singkat dari Leo Tolstoy atas situasi tersebut.

Ø Tom Morris bergumul dan bergelut dengan pertanyaan dari mahasiswanya mengenai apa makna hidup itu? Akhirnya suatu pagi kala Tom Morris melihat mentari menyingsing, ia sampai juga pada jawaban: Hidup itu bermakna.

Ø Jawaban tersebut merupakan jawaban yang dicurigai oleh hampir semua pemikir absolutis besar. Dan jawaban itu juga terdapat pada tradisi religius besar.

Ø Ternyata jawaban itu sangat sederhana dan juga merupakan suatu paradigma yang sering disebut sebagai deceptively simple (tampak sederhana, tetapi tidak mudah)

Ø Sejumlah kearifan hidup bersifat sederhana, tetapi begitu jelas dan praktis.

Ø Kekaburan bukanlah tanda dari kedalaman meskipun banyak penulis yang bingung berharap agar kita percaya bahwa sebaliknyalah yang benar.

Ø William Ockham, filsuf abad pertengahan, memiliki keyakinan yang benar bahwa kita tidak boleh percaya pada jawaban yang lebih sederhana dari jawaban terbaik.

Ø Makna hidup adalah cinta yang kreatif. Kreatifitas penuh cinta, merupakan titik temu filsafat agama dan bisnis yang sejati. Cinta yang dimaksud bukan perasaan dalam diri, emosi sentimental yang bersifat pribadi, melainkan suatu kekuatan dinamis yang bergerak keluar menuju dunia dan melakukan sesuatu yang asli.

Ø Dalam dunia bisnis dan hidup, Kreatifitas berarti :

§ Pembangunan struktur baru, hubungan baru, dan pemecahan baru secara kreatif.

§ Perhatian pada harga diri, intergritas, dan harkat kemanusiaan orang lain sehingga lahirlah kemungkinan-kemungkinan baru bagi dunia kita.

§ Suatu pijakan, landasan yang harus dipakai oleh setiap kehidupan yang bermakna

§ Kreatifitas menembus persaksian dalam suatu tradisi agama-agama besar sehingga mampu mendefinisikan kehidupan orang-orang suci.

§ Kekuatan penarik dalam heroisme sekular sejati sebagai standar mutlak untuk mengukur segala kenisbian dalam hidup kita.

Ø Kemutlakan eksistensial yang sejati berasal dari tempat yang mengatasi relatifitas. Itulah wilayah jawaban yang kita cari. Dan landasan absolut untuk mendapatkan makna dalam hidup adalah sejenis kinerja keindahan.

Ø Dari perspektif religius, keberhasilan secara mendasar berakar pada kinerja Tuhan, yaitu penciptaan dan berlangsungnya kehidupan alam semesta secara terus menerus dengan segala kegemilangan kosmiknya. Jadi kinerja kreatif kita bisa dipandang sebagai refleksi cinta yang menciptakan kita.

Ø Usaha membangun sebuah makna dapat dilakukan melalui tindakan yang bisa dimulai dari hal-hal yang kecil seperti mengucapkan kata-kata lembut, membantu rekan yang lain, menjawab keluhan pelanggan, menelpon balik meski kita tidak suka melakukannya, membangun bisnis baru atau menciptakan pasar baru. Tindakan tersebut mampu membawa pada jantung semangat bisnis.

Ø Dalam bisnis, kita mencipta dan berbisnis dengan penciptaan yang penuh cinta serta mengejawantahkan cinta yang kreatif. Itulah panggilan dan tujuan bagi setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan yang baik, di dalam dan di luar perusahaan.

Ø CEO merupakan pengusaha berhati, yang hidup dan mengejawantahkan tindak penciptaan yang sangat kuat. Jadi selama kegiatan kita sehari-hari diterangi dengan pengertian tersebut, kegiatan kita ini bisa dilihat sebagai cara yang bermakna untuk menghabiskan waktu dan mempergunakan energi kehidupan kita yang paling besar.

Ø Tindak penciptaan yang penuh cinta adalah makna hidup itu sendiri, sama persis dengan makna bisnis.

PERUBAHAN DAN MAKNANYA

Ø Pandangan mendalam tentang makna hidup akan memberikan sebuah persepektif baru bagi apa yang tampaknya paling ditakuti sebagian besar manusia dalam iklim bisnis modern dewasa ini, yaitu perubahan.

Ø Perubahan yang berlangsung cepat, memusingkan dan terus menerus tampaknya merupakan badai yang melanda seluruh sektor ekonomi kita. Setiap industri dipengaruhi olehnya dan badai tersebut tidak akan segera berlalu. Laju perubahan berlangsung cepat dan tantangan perubahan ini selalu menghampiri kita.

Ø Pada masa Yunani kuno, filsuf pra-Socrates yang bernama Heraclitus menyatakan bahwa satu-satunya yang tetap didunia ini adalah perubahan.

Ø Pada abad ke-17, seorang ilmuwan dan matematikawan besar, Blaise Pascal, mengatakan bahwa ‘manusia selalu mengalami perubahan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari’. Ia menambahkan bahwa jika dirinya mengubah pendapatnya, itu hanya akan membuktikan kebenaran perkataanya.

Ø Perubahan bisa membuat kita merasa tidak nyaman, bahkan terancam. Dan untuk beberapa orang hal itu menakutkan

Ø Berlangsungnya perubahan yang terjadi di dunia bisnis masa kini, baik yang negatif maupun yang menguntungkan, membuat karyawan lebih stres dibandingkan sebelumnya. Tidak terhindarkan lagi, hal itu berpengaruh pada kepuasan kerja dan semangat bisnis, dan akhirnya pada produktifitas.

Ø Dalam bisnis, ketakutan akan perubahan menjadi sangat melumpuhkan dan berpotensi menghancurkan diri.

Ø Sikap keras hati untuk menjalankan segala sesuatu dengan cara lama, penolakan yang kaku untuk melakukan adaptasi pada lingkungan yang berubah, bisa menghasilkan sejenis keadaan konstan yang lebih tepat disebut dengan stagnasi. Itu sering menjadi hasil akhir dari model kepemimpinan yang menurut ahli ekonomi, John Kenneth Galbraith, seperti “ si lemah yang memimpin orang lemah “.

Ø Masa-masa yang berubah menantang kita, tetapi juga bisa menyenangkan. Dan masa tersebut menuntut kepemimpinan yang kreatif, cepat, tanggap, dan bertanggung jawab.

Ø Perubahan akan menjadi menakutkan bagi orang-orang yang tidak memiliki landasan mantap sebagai tempat berpijak. Jika mereka memiliki landasan nilai-nilai dasar yang kuat dan tidak berubah, mereka akan lebih siap menghadapi badai apapun. Itulah sebabnya kepemimpinan dalam masa-masa perubahan harus berlandaskan nilai.

Ø Antara karyawan dan atasan bisa bergerak maju secara bersama-sama dengan keyakinan diri yang cukup meskipun sedang terjadi perubahan yang dahsyat jika mereka mempunyai landasan nilai-nilai dasar, seperti empat nilai transenden kuno, yaitu

o Kebaikan

o Kebenaran

o Keindahan

o Keutuhan nilai-nilai kehormatan, integritas, dan kepercayaan

Ø Manusia selalu merasa nyaman dengan kepastian dan merasa sangat tidak nyaman dengan ketidakpastian. Kadang manusia merasa tujuan hidup itu hanya sekedar mendapatkan rasa aman, nyaman, dan tiadanya perubahan dalam pekerjaan dan kegiatan hidup lainnya. Akan tetapi kita hidup di permukaan bumi ini tidak untuk mengalami stagnasi. Kita hidup tidak untuk tidur sambil berjalan atau hidup seperti tumbuhan. Didalam tantangan perubahan, terdapat sesuatu yang sangat positif dan penting serta patut kita hargai.

Ø Perubahan adalah suatu syarat demi berlangsungnya pertumbuhan kreatif. Oleh karena itu perubahan menyatu dengan makna kehidupan.

Ø Perubahan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebuah tantangan yang harus dirangkul meskipun tantangan itu sulit. Kala kita mengalami kesulitan terbesar dalam hidup ini maka sebenarnya kita memiliki kesempatan terbesar pula untuk mendapatkan pertumbuhan yang positif dan kreatif.

Ø The Measure of My Days”, buku karya Florida Scott Maxwel yang berkisah tentang permenungan jalan hidupnya yang panjang. Ada kutipan yang menarik dari buku tersebut bertutur kurang lebih: “Ketabahan merupakan sebuah kualitas yang diciptakan oleh kesulitan dan hal tersebut sebagai sebuah kebajikan yang memberi rangsangan. Orang yang memiliki ketabahan adalah orang yang telah didisiplinkan oleh ketabahan itu dan orang tersebut adalah orang realistis, tidak mudah putus asa, dan mereka tidak terlalu banyak melakukan klaim yang kekanak-kanakan. Kesulitan yang digeluti akan menciptakan kualitas-kualitas yang bisa dikagumi. Segala kesulitan membuat hidup kita mulia dan menarik”.

Ø Situasi seseorang yang sedang mempersiapkan dirinya untuk mengambil pandangan baru terhadap gejala perubahan tercermin dalam situasi:

§ Orang yang mampu memperbaharui perasaan akan suatu panggilan suci dalam rangka menggapai bentuk kebesaran pribadi dan bukan untuk mencari pujian.

§ Orang yang mampu menghargai makna hidup sebagai perjuangan kreatif yang penuh cinta.

Ø “Orang-orang yang terus berada dalam suasana kebahagian dan kebijaksanaan haruslah berubah”, itulah kutipan menarik dari Konfusius. Jadi benarlah orang yang ingin meningkatkan kebahagiaan dan kebijaksanaan haruslah berubah. Perubahan diharapkan menyenangkan dan perubahan berasal dari makna hidup itu sendiri.

= The end =

Di ambil dari joenanto.multiply.com


Materi Panjat Tebing

Macam-macam Climbing
Climbing terbagi 5 macam yaitu
1) Bouldering
Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk pemanjatan pada medan yang lebh tinggi.
2)Aid Climbing / Artifical Climbing (Direct Aid Climbing)
Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan menggunakan alat yang selengkap-lengkapnya
3) Bigwall Climbing (Indireck Aid Climbing)
Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak dengan maksimal ketinggian 5 meter.
4) Free Climbing
Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya.
5) Free Soloing Pemanjatan ini biasanya dilakukan oleh master-master climbing karena memerlukan pengetahuan tentang climbing lebih jauh dan pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing-tebing yang tinggi
2.2 Latihan Fisik

Seorang climber biasanya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan pemanjatan. Latihan fisik yang biasanya dilakukan diantaranya:

1) Push up
(min 100x dalam satu waktu), kegunaannya yaitu untuk melatih jari agar lebih kuat dalam memegang point.
2)
Full up
(min 15x dalam satu waktu), kegunaannya yaitu untuk melatih otot tangan
.3)
Sit up
(min 75x dalam satu waktu),
kegunaannya yaitu untuk melatih otot perut.
4) Lari kegunaanya untuk melatih kaki agar tidak kram saat melakukan pemanjatam
5) Jumping jack2.3 Peralatan Climbing1) TaliTali dibagi 2 macam Tali serat alam (tali dadung)
Tali serat sintetis

Tali serat sintetis menjadi dibagi 2 yaitu
a. Tali Hau serlaid (terbuat dari nilon)
b. Tali Kern mantel, tali ini dibagi 2 bagian yaitu bagian mantel biasanya bagian ini terbuat dari kain khusus dan bagian inti yang umumnya bagian ini terbuat dari serabut-serabut nilon.
Tali kern mantel ada 3 jenis yaitu:

a. Dinamis, tali ini lentur dengan daya regang sekitar 30 % biasa digunakan untuk climbimg

b. Statis, tali ini kurang lentur dan daya regang sekitar 15% biasa digunakan untuk rappelling.


c. Semi, daya regang antara dinamis dan statis dapat digunakan untuk climbing maupun rappelling.
Cara perawatan tali

1. Usahakan tali jangan terlalu banyak terkena sinar matahari
2. Jaga tali jangan sampai tergesek benda tajam
3. Cuci tali kemudian keringkan di tempat yang tidak terlalu panas

4. Bila sudah kering gosok tali dengan menggunakan lilin
Hal yang dapat merusak tali

1.Tergesek benda tajam

2.Terlalu banyak terkena sinar matahari

3.Pemakaian yang tidak selayaknya, missal:tali dinamis dipakai untuk rappeling
2) Carabiner
Carabiner adalah pengaman pemanjat berupa cincin kail yang meyambungkan raner dengan badan climber yang dipasang pada harness.

Bahan-bahan carabiner:

1. Besi Baja

2. Campuran alumunium
Jenis pinti carabiner:

1.Memakai kunci (screw gate,), carabiner jenis ini lebih aman tapi sulit untuk dipasang atau dilepas
2.Tanpa kunci, carabiner ini lebih mudah untuk dipasang dan dilepas tapi keamanannya tidak seperti carabiner screw gate.
3) HarnesYaitu pengaman yang dipakai oleh climber
Jenisnya yaitu:-sit harness
-full boby (body harness)4) SlinkSlink yaitu tali penggabung carabiner
Slink ada 2 macam yaitu:

a slink pita dapat digunakan untuk menyambung carabiner

b.slink prusik
5) Raner
Raner yaitu gabungan antara carabiner dan slink
6)
Sepatu Panjat

Sepatu panjat biasanya terbuat dari karet mentah, bagian depan dari sepatu panjat ini lebih keras agar kaki climber tidak sakit.
7) Webing
Webing biasanya digunakan untuk pengaman badan climber pengganti harness yang umumnya terbuat dari nilon.

Kapasitas menahannya sekitar 4000 pon dan kekuatan menahannya tergantung dari simpulnya.
8) Piton
Piton biasanya digunakan pada saat memanjat tebing alam fungsinya sebagai pengaman pemanjatan pengganti raner yang digunakan pada bongkahan-bongkahan batu.9) Cok
Cok bermacam-macam bentuknya, diantaranya bentuk persegi empat dan persegi enam. Bentuk segi empat panjangnya dari ½ cm-1 ½ cm dipasang pada bongkahan-bongkahan tebing, segienam ukuran panjangnya 2cm-5cm. Tali cok terbuat dari baja. Keuntungan menggunakan cok sebagai raner pada bongkahan-bongkahan batu ditebing adalah dapat dilepas kembali dengan menggunakan alat pembukanya.

10) Figure of eight Digunakan pada biley/ rappelin
11) Glops
Sarung tangan yang biasa dipakai oleh biley/ rappeling untuk menghindari gesekan langsung ke tali.
12) Helmet

Helmet digunakan sebagai pelindung kepala climber
13)Chock Bag
Digunakan sebagai pengemas chock(magnesium) yang fungsinya untuk tangan dan kaki agar tidak licin ssat memanjat.
14) Stik Plan

Digunakan sebagai duscander untuk menuruni tebing umumnya terbuat dari alumunium
15) Rock Bandering
Pada zaman dahulu sering digunakan untuk mengemas peralatan panjat, tapi sekarang sudah tidak dipakai karena telah ditemukan harness untuk membawa peralatan panjat.
16)Ascander
Ascander digunakan untuk naik diudara(bukan pada tebing) dapat juga digunakan untuk menaiki tebing yang posisinya vertical.
17)Discander
Discander digunakan untuk turun dengan menggunakan tali bukan pada tebing.

18) Pulley

Pulley digunakan untuk mengangkat peralatan dari bawah kepuncak tebing, bentuknya seperti katrol kecil dan terbuat dari campuran beton dan alumunium.

2.4 TEKNIK PEMANJATAN
A.
Kategori pemanjatan berdasarkan kondisi permukaan tebing
:Face climbing
Fristion Climbing
Fissure Climbing


B. Tumpuan

Tumpuan tangan
Tumpuan kaki

C. Gerakan


1. pemilihan jalur


2. keseimbangan dan koordinasi

3. penyesuaian tubuh terhadap tumpuan

4. penghematan energi dan istirahat

5. Traversing

6. janning, crack climbing, cinney
7. mantlehelp8. ‘ v ‘ dan operhang
9. climbing down
2.5 BILEY
Biley adalah orang yang menentukan keselamatan dari climber oleh karena itu seorang biley harus berkonsentrasi penuh untuk menghindari kecelakaan pada climber. Maka dari itu dibutuhkan komunikasi dan kekompakan yang baik antara climber dan biley.

2.6 TEKNIK PEMASANGAN

Dalam pemasangan instalasi climbing, tali tidak boleh terkena / tergesek tebing langsung karena dapat merusak tali oleh karena itu diperlukan carabiner da slink untuk mengikat tali. Pemasangannya harus tepat dan benar untuk menghindari kecelakaan dan untuk memberikan rasa aman, nyaman pada saat pemanjatan.