Rabu, September 24, 2008

Kreativitas dan Makna Hidup

Pertanyaan “apakah makna hidup”[1] merupakan pertanyaan filosofis yang bisa jadi mengarahkan seseorang untuk lebih kreatif atau tidak sama sekali. Seseorang terdorong untuk kreatif pada sesuatu jika sesuatu ada maknanya. Atau seseorang kreatif jika ada suatu goal yang hendak ia tuju dan capai. Tom Morris menasihati kita: kita perlu memahami makna hidup sehingga kita bisa mendasarkan dan mengarahkan semua tindakan kita pada pemahaman itu. Hidup ibarat biji, yang jika semaikan akan tumbuh dan berkembang. Peribahasa Jerman menggambarkan hal ini: “Tuhan memberi kita biji-bijian. Akan tetapi, Ia tidak merekahkannya”. Yang merekahkan adalah kita. Singkatnya, jika kita tidak mengetahui makna dari apapun yang kita kerjakan, kadang-kadang sulit bagi kita untuk merencanakan apa yang akan kita lakukan dalam hidup kita.

Pertanyaan “apakah makna hidup” adalah pertanyaan yang sangat mendasar, filofosis dan memiliki konsekuensi logis. Jika hidup tak bermakna, maka pertanyaan selanjutnya: untuk apa hidup, untuk apa bekerja, untuk apa melakukan kegiatan, untuk apa berbisnis, dst.

Apakah Makna Hidup: Pertanyaan Mendasar

Kata Tom Morris, sebenarnya, ketika kita bertanya apakah makna hidup, kita mengandaikan bahwa hidup memang bermakna dan kita mengidentifikasinya. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah: apakah hidup memang bermakna? Ini pertanyaan mendasar juga selain pertanyaan “apakah makna hidup”. Makna hidup bagi Albert Camus adalah pertanyaan paling urgen. Urgen barangkali karena pertanyaan ini bisa mengarahkan orang menjadi ateis, bunuh diri atau malah semakin beriman, semakin religius. Tom Morris mengemukakan tiga pandangan berbeda berkaitan dengan “apakah makna hidup”.

a. Pandangan nihilisme

Menurut mereka hidup itu tidak bermakna. Terima sajalah hal itu. Nihilisme bermuara pada keyakinan bahwa segala sesuatu absurd dan tak bermakna. Seorang filsuf Inggris, yang menurut Tom Morris, masuk dalam lingkaran nihilisme, yakni Bertrand Russell (pernah mendengungkan bahwa manusia adalah hasil dari sebab-sebab yang tidak jelas tujuan akhirnya. Pernyataan Russell ini sangat suram, kata Tom Morris. Pernyataan lengkap Russell yang dianggap suram itu oleh Morris sbb:

“Manusia adalah hasil dari sebab-sebab yang tidak jelas tujuan akhirnya. Asal-usul, pertumbuhan, harapan dan ketakutan, cinta dan keyakinannya hanyalah hasil dari pergerakan atom-atom yang terjadi secara kebetulan. Tidak ada api, heroisme, ataupun kepekatan pikiran dan perasaan yang bisa mengekalkan kehidupan seseorang setelah kematian. Semua karya sepanjang segala zaman, semua pengabdian, ilham, dan kecerdasan manusia ditakdirkan untuk punah setelah kematian tata surya, juga seluruh kuil keberhasilan manusia secara pasti akan terkubur di bawah puing-puing alam semesta. Semuanya itu, jika masih diperdebatkan, nyaris niscaya sehingga filsafat yang menyangkalnya pun tidak akan sanggup bertahan. Selanjutnya, hanya dalam kerangka kebenaran ini, hanya dengan landasan keputus-asaan yang mantap, bangunan jiwa manusia bisa didirikan secara aman.”

Pernyataan Russell di atas, bagi Tom Morris, salah. Sebab, hidup itu tidak suram, tidak seperi yang digambarkan Russell. Dalam sains modern pun tidak ada metode apapun yang mampu menemukan bahwa segala sesuatu tidak bermakna. Bahkan tidak ada bukti yang memberi keyakinan filosofis dan ekstrem bahwa pada akhirnya segala seuatu tidak berarti.

b. Pandangan kaum relativisme

Menurut kaum relativisme, hidup itu bermakna jika Anda sendiri memberinya makna. Dengan kata lain, maknailah hidup dengan menstrukturkan hidup di sekitar hal-hal yang bernilai dan memberi kesenangan bagi Anda sehingga Anda akan membuat pikiran dan tindakan Anda bertujuan. Tom Morris mengutip pernyataan Erich Fromm, seorang psiko-analisis, “Tidak ada makna dalam hidup kecuali makna yang diberikan manusia kepada kehidupannya dengan mengeluarkan semua kekuatannya dan hidup produktif. Singkatnya, kreativitas berarti tindakan yang berusaha memaknai kehidupan.

Penilaian Morris terhadap jawaban kaum relativisme ini justru tidak menjawab pertanyaan apakah eksistensi manusia memiliki makna dan seluruh kehidupan di dalam semesta ini memang bermakna. Jawaban kaum relativisme di atas hanyalah terkait dengan individual manusia. Tapi jawaban kaum relativis ini ada sisi positifnya terutama dalam dunia bisnis. Sebab, jawaban relativis tadi terkait dengan bagaimana “mengambil sikap”. Makna segala sesuatu bukan terletak pada segala sesuatu itu sendiri, melainkan pada sikap kita terhadap mereka, kata Antoine de Saint Exupéry. Dalam arti, makna bersifat relatif terhadap yang kita pikirkan dan lakukan. Yang dilakukan dalam dunia bisnis, kata Morris adalah menstrukturkan (membuat arah frame work) pemikiran dan tindakan pada apa yang kita anggap bernilai dan sukai. Struktur penting demi mengejar sasaran dalam struktur tersebut. Caranya adalah mengatur semua yang kita pikirkan dan lakukan menuju arah yang pasti untuk mendapatkan keberhasilan. Dan, ini yang dimaksud dengan penciptaan makna. Di dalam bisnis, seperti halnya dalam cinta, kita memberikan makna kepada hidup dengan mengarahkannya.

Masalah bagi Penganut Relativisme

Menurut Tom Morris ada dua masalah besar yang berpotensi merusak dalam pandangan relativisme.

Masalah pertama, terkait dengan pernyataan “Jika Anda menginginkan makna dalam hidup Anda, carilah sesuatu yang bisa Anda lakukan dengan senang hati, lakukanlah itu sebaik-baiknya dan Anda akan memiliki hidup yang bermakna”. Nah, pernyataan ini, kata Morris justru tidak ada lagi yang bisa dikatakan tentang makna hidup. Sebab, jika ada orang yang berkata: bagaimana kalau saya suka menyiksa orang lain dan saya menikmatinya dan jika saya melakukan dengan sebaik-baiknya apakah hidup saya bermakna? Tom Morris menganjurkan agar pernyataan kaum relativis tadi harus ditinggalkan karena berbahaya.

Masalah kedua, terkait dengan pendekatan atau tesis dasar relativisme, yakni “makna itu tidak pernah bersifat intrinsik. Ia selalu berasal dari sesuatu yang lain”. Manusialah pelaku cerdas yang memberi makna. Pendekatan dasar relativisme ini dikoreksi oleh Tom Morris. Menurutnya, ada titik-titik di mana kita tidak mampu memberi makna pada sesuatu yang tidak mampu kita kendalikan. Contoh, tidak mungkin kita dengan semena-mena mengubah makna bahasa Perancis. Atau orang lain, misalnya, tak mugkin menentukan makna hidup saya itu apa. Saya, misalnya, tidak bisa memastikan bahwa sejak hari ini hidup Anda memiliki makna. Dengan kata lain, Morris mengakui bahwa sebenarnya kita tidak selamanya mampu memberikan makna secara lengkap dan menyeluruh pada hidup kita. Memang, pandangan kaum relativisme ini sangat penting, terutama untuk menolak pandangan nihilisme.

c. Pandangan kaum absolutisme

Mereka mengatakan bahwa apapun yang kita lakukan, secara objektif dan absolut, memiliki makna tertentu bagi hidup. Makna tersebut menjadi landasan dan bahkan memandu pikiran dan tindakan kita. Jadi, absolutisme terhindar dari masalah “ketakmenentuan” seperti pandangan relativisme. Absolutisme paling sering didukung oleh kaum religius yang meyakini Tuhan yang Mahakuasa.

Ada satu kutipan menarik dari Peter de Vries: “Jika Anda ingin mengetahui pendapat akhir saya tentang misteri kehidupan dan semua yang terkait dengannya, saya dapat memberi jawaban ringkas. Alam semesta itu seperti sebuah lemari besi yang sebuah kunci kombinasi untuk membukanya. Akan tetapi, kunci itu tersimpan di dalam lemari besi tersebut”.

JAWABAN MUTLAK

Ø Saya tidak pernah mendengar seorang pun di tempat umum yang mengatakan dengan jelas dan lugas ; “ Makna hidup adalah…”, dan mengisi titik-titik itu, kata Tom Morris.

Ø Tidak ada orang yang mampu memberi jawaban pasti atas pertanyaan; “apa makna hidup itu?” Tidak ada seorang filosof yang bahkan sekedar mendekati jawaban atas pertanyaan tersebut.

Ø Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang sangat mendasar sehingga kita harus sampai juga pada jawaban yang mendasar dan sebagian besar para filsuf tersesat untuk sampai pada jawaban tersebut. “Dalam upaya mencari jawaban atas pertanyaan tentang hidup, saya seperti seorang yang tersesat di hutan”, demikianlah ungkapan singkat dari Leo Tolstoy atas situasi tersebut.

Ø Tom Morris bergumul dan bergelut dengan pertanyaan dari mahasiswanya mengenai apa makna hidup itu? Akhirnya suatu pagi kala Tom Morris melihat mentari menyingsing, ia sampai juga pada jawaban: Hidup itu bermakna.

Ø Jawaban tersebut merupakan jawaban yang dicurigai oleh hampir semua pemikir absolutis besar. Dan jawaban itu juga terdapat pada tradisi religius besar.

Ø Ternyata jawaban itu sangat sederhana dan juga merupakan suatu paradigma yang sering disebut sebagai deceptively simple (tampak sederhana, tetapi tidak mudah)

Ø Sejumlah kearifan hidup bersifat sederhana, tetapi begitu jelas dan praktis.

Ø Kekaburan bukanlah tanda dari kedalaman meskipun banyak penulis yang bingung berharap agar kita percaya bahwa sebaliknyalah yang benar.

Ø William Ockham, filsuf abad pertengahan, memiliki keyakinan yang benar bahwa kita tidak boleh percaya pada jawaban yang lebih sederhana dari jawaban terbaik.

Ø Makna hidup adalah cinta yang kreatif. Kreatifitas penuh cinta, merupakan titik temu filsafat agama dan bisnis yang sejati. Cinta yang dimaksud bukan perasaan dalam diri, emosi sentimental yang bersifat pribadi, melainkan suatu kekuatan dinamis yang bergerak keluar menuju dunia dan melakukan sesuatu yang asli.

Ø Dalam dunia bisnis dan hidup, Kreatifitas berarti :

§ Pembangunan struktur baru, hubungan baru, dan pemecahan baru secara kreatif.

§ Perhatian pada harga diri, intergritas, dan harkat kemanusiaan orang lain sehingga lahirlah kemungkinan-kemungkinan baru bagi dunia kita.

§ Suatu pijakan, landasan yang harus dipakai oleh setiap kehidupan yang bermakna

§ Kreatifitas menembus persaksian dalam suatu tradisi agama-agama besar sehingga mampu mendefinisikan kehidupan orang-orang suci.

§ Kekuatan penarik dalam heroisme sekular sejati sebagai standar mutlak untuk mengukur segala kenisbian dalam hidup kita.

Ø Kemutlakan eksistensial yang sejati berasal dari tempat yang mengatasi relatifitas. Itulah wilayah jawaban yang kita cari. Dan landasan absolut untuk mendapatkan makna dalam hidup adalah sejenis kinerja keindahan.

Ø Dari perspektif religius, keberhasilan secara mendasar berakar pada kinerja Tuhan, yaitu penciptaan dan berlangsungnya kehidupan alam semesta secara terus menerus dengan segala kegemilangan kosmiknya. Jadi kinerja kreatif kita bisa dipandang sebagai refleksi cinta yang menciptakan kita.

Ø Usaha membangun sebuah makna dapat dilakukan melalui tindakan yang bisa dimulai dari hal-hal yang kecil seperti mengucapkan kata-kata lembut, membantu rekan yang lain, menjawab keluhan pelanggan, menelpon balik meski kita tidak suka melakukannya, membangun bisnis baru atau menciptakan pasar baru. Tindakan tersebut mampu membawa pada jantung semangat bisnis.

Ø Dalam bisnis, kita mencipta dan berbisnis dengan penciptaan yang penuh cinta serta mengejawantahkan cinta yang kreatif. Itulah panggilan dan tujuan bagi setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan yang baik, di dalam dan di luar perusahaan.

Ø CEO merupakan pengusaha berhati, yang hidup dan mengejawantahkan tindak penciptaan yang sangat kuat. Jadi selama kegiatan kita sehari-hari diterangi dengan pengertian tersebut, kegiatan kita ini bisa dilihat sebagai cara yang bermakna untuk menghabiskan waktu dan mempergunakan energi kehidupan kita yang paling besar.

Ø Tindak penciptaan yang penuh cinta adalah makna hidup itu sendiri, sama persis dengan makna bisnis.

PERUBAHAN DAN MAKNANYA

Ø Pandangan mendalam tentang makna hidup akan memberikan sebuah persepektif baru bagi apa yang tampaknya paling ditakuti sebagian besar manusia dalam iklim bisnis modern dewasa ini, yaitu perubahan.

Ø Perubahan yang berlangsung cepat, memusingkan dan terus menerus tampaknya merupakan badai yang melanda seluruh sektor ekonomi kita. Setiap industri dipengaruhi olehnya dan badai tersebut tidak akan segera berlalu. Laju perubahan berlangsung cepat dan tantangan perubahan ini selalu menghampiri kita.

Ø Pada masa Yunani kuno, filsuf pra-Socrates yang bernama Heraclitus menyatakan bahwa satu-satunya yang tetap didunia ini adalah perubahan.

Ø Pada abad ke-17, seorang ilmuwan dan matematikawan besar, Blaise Pascal, mengatakan bahwa ‘manusia selalu mengalami perubahan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari’. Ia menambahkan bahwa jika dirinya mengubah pendapatnya, itu hanya akan membuktikan kebenaran perkataanya.

Ø Perubahan bisa membuat kita merasa tidak nyaman, bahkan terancam. Dan untuk beberapa orang hal itu menakutkan

Ø Berlangsungnya perubahan yang terjadi di dunia bisnis masa kini, baik yang negatif maupun yang menguntungkan, membuat karyawan lebih stres dibandingkan sebelumnya. Tidak terhindarkan lagi, hal itu berpengaruh pada kepuasan kerja dan semangat bisnis, dan akhirnya pada produktifitas.

Ø Dalam bisnis, ketakutan akan perubahan menjadi sangat melumpuhkan dan berpotensi menghancurkan diri.

Ø Sikap keras hati untuk menjalankan segala sesuatu dengan cara lama, penolakan yang kaku untuk melakukan adaptasi pada lingkungan yang berubah, bisa menghasilkan sejenis keadaan konstan yang lebih tepat disebut dengan stagnasi. Itu sering menjadi hasil akhir dari model kepemimpinan yang menurut ahli ekonomi, John Kenneth Galbraith, seperti “ si lemah yang memimpin orang lemah “.

Ø Masa-masa yang berubah menantang kita, tetapi juga bisa menyenangkan. Dan masa tersebut menuntut kepemimpinan yang kreatif, cepat, tanggap, dan bertanggung jawab.

Ø Perubahan akan menjadi menakutkan bagi orang-orang yang tidak memiliki landasan mantap sebagai tempat berpijak. Jika mereka memiliki landasan nilai-nilai dasar yang kuat dan tidak berubah, mereka akan lebih siap menghadapi badai apapun. Itulah sebabnya kepemimpinan dalam masa-masa perubahan harus berlandaskan nilai.

Ø Antara karyawan dan atasan bisa bergerak maju secara bersama-sama dengan keyakinan diri yang cukup meskipun sedang terjadi perubahan yang dahsyat jika mereka mempunyai landasan nilai-nilai dasar, seperti empat nilai transenden kuno, yaitu

o Kebaikan

o Kebenaran

o Keindahan

o Keutuhan nilai-nilai kehormatan, integritas, dan kepercayaan

Ø Manusia selalu merasa nyaman dengan kepastian dan merasa sangat tidak nyaman dengan ketidakpastian. Kadang manusia merasa tujuan hidup itu hanya sekedar mendapatkan rasa aman, nyaman, dan tiadanya perubahan dalam pekerjaan dan kegiatan hidup lainnya. Akan tetapi kita hidup di permukaan bumi ini tidak untuk mengalami stagnasi. Kita hidup tidak untuk tidur sambil berjalan atau hidup seperti tumbuhan. Didalam tantangan perubahan, terdapat sesuatu yang sangat positif dan penting serta patut kita hargai.

Ø Perubahan adalah suatu syarat demi berlangsungnya pertumbuhan kreatif. Oleh karena itu perubahan menyatu dengan makna kehidupan.

Ø Perubahan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebuah tantangan yang harus dirangkul meskipun tantangan itu sulit. Kala kita mengalami kesulitan terbesar dalam hidup ini maka sebenarnya kita memiliki kesempatan terbesar pula untuk mendapatkan pertumbuhan yang positif dan kreatif.

Ø The Measure of My Days”, buku karya Florida Scott Maxwel yang berkisah tentang permenungan jalan hidupnya yang panjang. Ada kutipan yang menarik dari buku tersebut bertutur kurang lebih: “Ketabahan merupakan sebuah kualitas yang diciptakan oleh kesulitan dan hal tersebut sebagai sebuah kebajikan yang memberi rangsangan. Orang yang memiliki ketabahan adalah orang yang telah didisiplinkan oleh ketabahan itu dan orang tersebut adalah orang realistis, tidak mudah putus asa, dan mereka tidak terlalu banyak melakukan klaim yang kekanak-kanakan. Kesulitan yang digeluti akan menciptakan kualitas-kualitas yang bisa dikagumi. Segala kesulitan membuat hidup kita mulia dan menarik”.

Ø Situasi seseorang yang sedang mempersiapkan dirinya untuk mengambil pandangan baru terhadap gejala perubahan tercermin dalam situasi:

§ Orang yang mampu memperbaharui perasaan akan suatu panggilan suci dalam rangka menggapai bentuk kebesaran pribadi dan bukan untuk mencari pujian.

§ Orang yang mampu menghargai makna hidup sebagai perjuangan kreatif yang penuh cinta.

Ø “Orang-orang yang terus berada dalam suasana kebahagian dan kebijaksanaan haruslah berubah”, itulah kutipan menarik dari Konfusius. Jadi benarlah orang yang ingin meningkatkan kebahagiaan dan kebijaksanaan haruslah berubah. Perubahan diharapkan menyenangkan dan perubahan berasal dari makna hidup itu sendiri.

= The end =

Di ambil dari joenanto.multiply.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trimakasih sudah mau Komentar