Selasa, Desember 02, 2008
Tiada Rotan Akarpun Jadi
Kisah ini terjadi 2 tahun silam ketika kami menjadi panitia pendidikan dan pelatihan dasar PALAFNE. Saat itu peserta kami yang sudah memasuki hari survival ketiga meniupkan peluit. Peertanda mereka membutuhkan pertolongan. Saya berdua bersama dua orang teman saya segera menyiapkan peralatan. Kami segera memasukkan snack,air,P3k,ponco, dan parang serta senter. Setelah berkemas kami segera mendatangi bivak mereka dengan cepat. Setelah itu kami mencoba menelusuri darimana arah datangnya peluit tersebut. Setelah kami sampai depan Bivak mereka kami segera menyuruh mereka keluar,serta menanyakan keadaan dan keluhan mereka. Dalam bivak mereka terdapat 2 manusia jantan dan seekor betina. Raut mereka setelah survival 3 hari telah berubah menjadi manusia setengah dewa tapi setengahnya lagi monyet. Setelah lama bercakap akhirnya kami mengetahui bahwa salah satu dari mereka(yang cewek) mengalami menstruasi dan sakit perut. Akhirnya kami memberikan mereka dua potong pembalut karena dalam kotak survival si cewek pembalutnya dah habis terpakai. Lalu si cewek(sebut saja namanya melati) meminta kiranti untuk memperlancar menstruasinya. Sayang sekali karena iseng semalam salah satu dari kami meminum kiranti tersebut. Lalu saya iseng untuk mencoba mencari obat yang ada dalam kotak P3k kami. Sekilas dalam pandangan saya, saya melihat sangobion kablet. "Darah dibayar dengan darah" pikirku. Akhirnya saya memberikan Sangobion dengan dalih itu obat untuk melancarkan menstruasi(femina). Dalam hal ini yang bermain adalah sugesti. Setelah kejadian itu ternyata tak ada keluhan lagi dari sii melati. Mungkin darahnya telah terbayar oleh sangobion penambah darah. Terima kasih,semoga hal ini bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"Sayang sekali karena iseng semalam salah satu dari kami meminum kiranti tersebut."
BalasHapusIni bagian ter EDAN,..........
Kok iso Kiranti gae iseng2an,....